Awards
BEST INNOVATIVE DIGITAL PRODUCT
WAN-IFRA DIGITAL MEDIA AWARDS ASIA 2024
Podcast Image
Podcast Image
Engaging conversation
Speak The Unspoken
Podcast ini bertujuan untuk menciptakan "Ruang Temu" antara orang muda, aktivis, media, dan tokoh
advertisement
Mungkin banyak dari kita belum memahami gerakan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP). Ini merujuk pada kampanye global yang berlangsung setiap tahun dari tanggal 25 November hingga 10 Desember. Kampanye ini dimulai pada Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan berakhir pada Hari Hak Asasi Manusia Internasional. Periode ini menekankan pentingnya mengatasi kekerasan terhadap perempuan sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Organisasi-organisasi perempuan, LSM, pemerintah, dan individu bisa terlibat dalam kampanye ini dengan menggelar seminar, pameran, pertemuan, dan kegiatan lainnya. Tak hanya itu, media sosial juga menjadi platform penting untuk menyebarkan informasi, cerita, dan dukungan untuk membawa isu ini ke perhatian publik secara lebih luas. Kekerasan gender adalah masalah global yang luas dan memerlukan perhatian dan tindakan segera. Platform media sosial telah muncul sebagai alat yang ampuh dalam memerangi bentuk kekerasan ini, memberikan peluang untuk peningkatan kesadaran, advokasi, dan dukungan. Lalu, seberapa besar sih pengaruh/peran media sosial dalam mengubah narasi kekerasan terhadap perempuan khususnya di Indonesia? Apa tantangannya*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Belakangan ini tingkat kekerasan terhadap anak dan perempuan begitu meningkat. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mencatat, jumlah kasus kekerasan hingga tindak kriminal terhadap anak di Indonesia mencapai 9.654 kasus. Itu yang terjadi sepanjang Januari sampai 28 Mei 2023. Sementara berdasarkan CATAHU 2023 yang diterbitkan oleh Komnas Perempuan, kasus kekerasan tertinggi yang terjadi di sepanjang tahun 2022 pada orang muda usia 18-24 tahun yaitu 42% atau 3.442 kasus dan pada usia 25-40 tahun yaitu 22% atau 759 kasus. Bersama-sama, kita akan mencari tahu bagaimana pendekatan seni dapat turut mengambil peran dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan bagaimana kita orang muda dapat berpartisipasi di dalamnya.*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Belakangan ini tingkat kekerasan terhadap anak dan perempuan begitu meningkat. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mencatat, jumlah kasus kekerasan hingga tindak kriminal terhadap anak di Indonesia mencapai 9.654 kasus. Itu yang terjadi sepanjang januari sampai 28 mei 2023. Sementara itu, kasus kekerasan di lingkungan pendidikan atau sekolah, bukanlah sekadar berita atau statistik, tetapi merupakan kenyataan yang dapat mempengaruhi masa depan generasi penerus kita. Dalam episode kali ini, kita akan menggali lebih dalam, menelusuri akar permasalahan, dan mencari solusi bersama, agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, mendukung, dan menginspirasi. Bersama-sama, kita akan mencari tahu bagaimana kita semua bisa berkontribusi untuk mencegah dan mengatasi kekerasan di lingkungan pendidikan. *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Trauma kekerasan seksual merupakan suatu kejadian yang dapat mempengaruhi seseorang secara fisik dan emosional seumur hidup. Banyak orang yang merasa terganggu oleh pikiran dan emosi yang terkait dengan kejadian tersebut, dan seringkali merasa sulit untuk move on dari masa lalu mereka. Trauma akibat kekerasan seksual ini merupakan pengalaman yang mengerikan bagi banyak orang. Proses pemulihannya tidak selalu mudah atau cepat, dan mungkin memerlukan bantuan profesional seperti terapi atau perawatan khusus. Kita akan membahas berbagai pertanyaan yang sering diajukan tentang trauma kekerasan seksual, termasuk bagaimana cara seseorang dapat membantu dirinya sendiri atau orang lain yang mengalami trauma, cara mengatasi masalah kepercayaan dan keamanan setelah mengalami kekerasan seksual, serta sumber-sumber yang dapat diandalkan untuk mendapatkan bantuan dan dukungan. Kita juga akan membahas tentang cara-cara untuk mengatasi stigma yang terkait dengan kekerasan seksual dan memperbaiki hubungan seksual setelah mengalami trauma.kita akan berbincang bersama narasumber: Sasha - LBH APIK Jakarta *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Generasi Z atau Zoomers didefinisikan sebagai kelompok orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Namun, batasan tepat dari tahun lahir gen Z mungkin berbeda-beda tergantung pada sumber yang digunakan. Beberapa sumber mengatakan bahwa gen Z dimulai dari tahun 1995, sementara yang lain mengatakan bahwa gen Z dimulai dari tahun 2000. Lahir dan dibesarkan di tengah kemajuan teknologi dan internet, Gen Z sangat akrab dengan media sosial dan tren kekinian.Gen Z tidak segan menggagas ide-ide segar yang kreatif dan inovatif (out of the box) untuk menciptakan sesuatu yang baru, berani mengungkapkan pendapat dan bersuara, dan memiliki tekad yang sangat kuat.Potensi cemerlang dari penggabungan antara karakter Gen Z dengan berbagai kemudahan teknologi dan aksesibilitas digital yang dimiliki memungkinkan mereka untuk menjadi agen perubahan yang akan menentukan citra masa depan di berbagai bidang kehidupan.Gen Z diharapkan dapat menjadi agen perubahan (Agent of Change) yang mampu mendobrak hal-hal yang dianggap 'tabu', merubah norma-norma sosial yang sudah tidak lagi sesuai dan menciptakan lingkungan yang lebih baik di masa depan.Bagaimana sebenarnya potensi Gen Z untuk menjadi Agen Perubahan/Agent of Change di isu Kesehatan Reproduksi dan Kekerasan Seksual? kita akan berbincang bersama narasumber: Djadjat Sudrajat - Senior Program Officer Rutgers Indonesia
advertisement
Podcast Lainnya