Inspiring knowledge
Indonesia Baik
Dalam album ini kamu akan mendengar berbagai inisiatif yang telah dilakukan masyarakat Indonesia untuk menjaga keberagaman tetap hidup demi Indonesia yang lebih baik.
"Indonesia Baik" adalah program khusus KBR Media yang berfokus pada isu Dalam album ini kamu akan mendengar berbagai inisiatif yang telah dilakukan masyarakat Indonesia
“Banyak yang tidak bangga jadi anak petani karena jadi petani tidak sejahtera. Itu yang ingin kami ubah.”
Pengalaman Laili Khairnur, Executive Director Gemawan, semasa sekolah sangat membekas di hatinya. Satu persatu teman sekolahnya menghilang. Bertahun-tahun kemudian dia baru tahu, teman-temannya yang saat itu masih usia sekolah dan berasal dari keluarga petani, harus pergi ke luar negeri untuk bekerja. Ini membuatnya miris. Pulau Kalimantan tempat ia berasal kaya akan sumber daya tapi masyarakatnya miskin. Lewat Gemawan ia ingin para petani terutama perempuan petani bisa mengambil peran dalam mengelola sumber daya alam secara adil sehingga bisa membawa kesejahteraan pada petani. Bagaimana caranya? Apa tantangan yang dia hadapi?
Simak ceritaLaili Khairnur dalam perbincangan bersama Naomi Lyandra. Perbincangan ini merupakan kerjasama KBR dengan ASHOKA.
Indonesia masih punya PR besar pemenuhan kebebasan beragama atau berkeyakinan. Kasus diskriminasi bahkan persekusi terhadap minoritas agama terus berulang selama puluhan tahun. Pengalaman itu juga dialami orang-orang mudanya.
Di episode Indonesia Baik kali ini, kita akan berjumpa dengan Amatun Mardiyah dari Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Nata Hening Graita Prameswari Penghayat Kepercayaan Sapta Darma, dan Venus dari masyarakat Baha’i. Mereka berbagi cerita tentang diskriminasi dan resiliensi sebagai minoritas agama di Indonesia.
“Perubahan Terjadi karena Orang Punya Imajinasi”Dari imajinasi ini tertuanglah berbagai rencana kerja yang disusun oleh sembilan kabupaten yang menjadi anggota Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Kepala Sekretariat LTKL, Ristika Putri, menyebut LTKL semacam ‘mak comblang’ yang mempertemukan kabupaten dengan berbagai partner yang tepat untuk menjalankan rencana kerja mereka. Tujuan akhirnya mewujudkan kabupaten yang lestari dan mandiri. Bagaimana ‘trial’ dan ‘error’ LTKL dan kabupaten anggotanya demi mewujudkan cita-cita itu?Simak cerita Ristika Putri dalam perbincangan bersama Naomi Lyandra. Perbincangan ini merupakan kerjasama KBR dengan ASHOKA.
Perempuan Kepala Keluarga Punya Kesempatan Belajar Jadi Pemimpin bagi Diri, Keluarga dan Masyarakat”
Bagi Nani Zulminarni, Pendiri dan Ketua Badan Pengurus Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), PEKKA itu cerminan dari pengalaman hidupnya. Ia ingin perempuan yang menjadi kepala keluarga, karena berbagai alasan, merasa tidak sendiri dan menjadikan kondisi ini sebagai turning point untuk menentukan nasibnya. Namun itu hanya bisa terwujud bila ada sistem pendidikan pemberdayaan perempuan di akar rumput yang punya kurikukum yang kontekstual, mudah dipelajari dan action oriented. Karena itu PEKKA membuat Akademi Paradigta. Di sana para perempuan kepala keluarga membangun kepercayaan diri dan membekali dirinya dengan berbagai keahlian. Namun upaya ini tentu bukan tanpa tantangan. Bagaimana proses masyarakat menerima konsep yang ditawarkan oleh PEKKA?
Simak cerita Nani Zulminarni dalam perbincangan bersama Naomi Lyandra. Perbincangan ini merupakan kerjasama KBR dengan ASHOKA.
“Kita perlu memasuki ruang-ruang dan mengajak dialog pihak-pihak yang menstigma atau belum paham”
Nyai Badriyah Fayumi saat ini merupakan Ketua Majlis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Pengalamannya mengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur'an wal Hadits dan perhatiannya pada isu perempuan dan anak membuat ia dipercaya sebagai ketua panitia pengarah KUPI di kongres pertama tahun 2017. Ini membuatnya terlibat secara penuh mempersiapkan KUPI dari awal sampai akhir bahkan setelahnya.
KUPI pun bertransformasi menjadi sebuah gerakan. Gerakan yang menghimpun semua individu dan lembaga yang meyakini nilai-nilai keislaman, kebangsan, kemanusiaan, dan kesemestaan, dengan paradigma dasar keadilan relasi laki-laki dan perempuan. Seperti apa tantangan yang dihadapi KUPI dan apa upaya yang dilakukan untuk mengatasinya?
Simak cerita Nyai Badriyah Fayumi dalam perbincangan bersama Naomi Lyandra. Perbincangan ini merupakan kerjasama KBR dengan ASHOKA.