Agama, sebagai pilar utama dalam kehidupan banyak orang, memiliki pengaruh besar dalam membentuk norma dan nilai masyarakat. Sayangnya, interpretasi ajaran agama yang kaku dan bias gender seringkali dimanfaatkan untuk melegitimasi praktik-praktik diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Tokoh agama dan komunitas keagamaan juga berperan penting dalam menciptakan perubahan.
Pada momen 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan ini, kita akan menggali lebih dalam tentang bagaimana pemahaman yang keliru tentang ajaran agama dapat memperkuat ketidaksetaraan gender. Kita akan membahas strategi-strategi untuk menanamkan kesadaran gender di dalam komunitas keagamaan sehingga tercipta lingkungan yang inklusif, adil, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Nah, dalam podcast ini kita akan berbincang Bersama Ibu Pera Sopariyanti yang merupakan Direktur Rahima (Rahima adalah salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat atau Oganisasi Non Pemerintah (Ornop) yang bergerak dengan isu utama penegakan hak-hak perempuan dengan perspektif Islam. Rahima meneguhkan gerakannya dengan mengusung “Ulama Perempuan untuk Kemaslahatan Manusia dan Penyelamatan Alam.” Penambahan kata penyelamatan alam untuk meneguhkan bagaimana ulama perempuan mempunya andil dalam upaya penyelamatan alam.) tentang gimana kesadaran gender ini bisa mencegah kekerasan terhadap peremuan khususnya di komunitas agama?
Komentar
Loading...