Kegaduhan terkait distribusi elpiji 3 kilogram selama berhari-hari menunjukkan pemerintah masih gagal mendapatkan formula tepat pengendalian subsidi energi. Langkah menertibkan penyaluran elpiji bersubsidi dengan menghapus pengecer dari rantai distribusi, malah berujung kisruh.
Kebijakan mendadak ini memaksa warga antre berjam-jam di pangkalan untuk membeli gas melon. Bahkan, seorang ibu penjual makanan di Pamulang meninggal dunia karena kelelahan setelah berkeliling mencari elpiji. Sebuah harga mahal yang harus dibayar dari kebijakan yang tidak peka dengan kondisi di akar rumput.
Setelah diprotes banyak pihak, Presiden Prabowo merespons dengan menginstruksikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengizinkan kembali pengecer berjualan gas bersubsidi.
Apa saja dampak kebijakan pembatasan pembelian elpiji bersubsidi ini di masyarakat? Mengapa berbagai strategi pengendalian subsidi energi selalu gagal?
Kita bincangkan bersama Pimpinan Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika dan Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Komentar
Loading...