Pengendalian Antimicrobial Resistance (AMR) sudah digaungkan sejak lama, tetapi dampaknya belum signifikan. Penyalahgunaan antibiotik masih tinggi baik di kalangan medis maupun masyarakat.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 memperlihatkan sebanyak 40 persen masyarakat yang menggunakan antibiotik, mendapatkannya tanpa resep dokter. Perilaku ini menjadi sumber munculnya bakteri yang resistan atau kebal antibiotik.
Dampaknya jelas tak main-main. Bayangkan kita mengalami infeksi dari bakteri yang tak bisa dibunuh dengan antibiotik. Infeksi bakal sulit sembuh, membebani keuangan, dan bisa meningkatkan risiko kematian.
Karenanya, bakteri resistan harus diwaspadai dan dimitigasi. Upaya itu perlu dimulai dengan literasi yang kuat tentang apa itu Antimikroba Resistan dan bagaimana mencegahnya? Apa saja upaya pemerintah untuk menanggulanginya?
Kita bincangkan bersama Dokter Yanti Herman, Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan, Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dan Dokter Harry Parathon, Spesialis Obsteteri Ginekologi Konsultan Uroginekologi Rekonstruksi, Staff Dep. Obgin. FK UNAIR-RSUD dr. Soetomo, Anggota KPRA Kemenkes.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
Komentar
Loading...