Menteri Luar Negeri Sugiono melakukan gebrakan pertamanya usai di lantik dengan
menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia untuk mengutarakan keinginan Indonesia bergabung dengan blok ekonomi itu.
Menlu Sugiono dalam keterangan resminya menyebut bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Menurutnya, langkah ini bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum.
Selain itu, kata Menlu Sugiono, prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih seperti ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia.
BRICS merupakan akronim dari asosiasi lima negara, yaitu Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan.
Usai niatan Indonesia bergabung dengan BRICS ini diungkap, ramai diperbincangkan di media sosial soal dampak yang mungkin terjadi ke depannya. Warganet bertanya-tanya apa untung-ruginya bagi Indonesia.
Melansir laman UGM, BRICS dapat menjadi alternatif dari G20. BRICS juga muncul sebagai model insititusi baru dengan hadirnya New Development Bank yang digagas oleh negara anggota BRICS. Selain itu, BRICS juga menawarkan jenis kerjasama ekonomi global yang berbeda.
Komentar
Loading...