
Lihat banyak yang nyerok cuan saham, bikin iri kan ya. Apalagi nengok cetarnya cuan Bitcoin yang sampai ratusan persen. Pasti pada ngebet pengin ikutan investasi. Eits, tapi bentar dulu, investasi itu perkara serius lho, butuh persiapan matang. Jangan cuma modal ikut-ikutan gegara kena Fear of Missing Out (FOMO). Ibaratnya mau bangun rumah, ya kudu mulai dari fondasinya. Nah, salah satunya mesti siapin dana darurat dulu. Apaan tuh? Gimana ngelolanya? Simak yuk obrolan Reski Messanto bersama Financial Planner Metta Anggriani.
==
Opening
Metta: Artinya si single pun juga harus punya dana darurat karena dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. jadi kalau terjadi apa-apa sama dirinya dia gak ngerepotin orang lain.
==
Host: Halo semuanya, kita ketemu lagi di Uang Bicara, gue Reski Messanto masih terus nemenin lo ngebahas segala hal yang berbau keuangan dan ekonomi, dan Uang Bicara adalah podcast terbaru dari KBR Prime. Jangan lupa ya untuk ngecek podcast-podcast yang ada di KBR Prime, ada banyak banget loh yang baru-baru.
Host: Anyway, pada saat podcast ini gue rekam. banyak banget karyawan swasta mulai dari karyawan banking, insurance, atau multi-nasional company lain yang lagi kebanjiran bonus. Bonusnya gak main-main loh, mulai dari 1x gaji. gue sempet ketemu sama salah satu karyawan, yang baru aja dapetin bonus, dia dapet 1x gaji. Wow lumayan banget ya! Gue lebih amaze lagi sama dia, kira-kira uang bonusnya baru aja dia dapet mau diapain? Ternyata dia jawab, dia gak akan pake uang bonusnya untuk jalan-jalan, untuk belanja-belanja tapi dia akan mengalokasikan bonusnya untuk dana darurat atau emergency fund. Di episode kali ini gue akan ngajak lo tentang dana darurat di Uang Bicara. Kita akan bahas tentang apa itu dana darurat, peruntukannya untuk apa, sampai dari mana kita bisa menabung untuk dana darurat. Kalau gitu, kita langsung aja mulai di Uang Bicara. Gue mau ngajak lo ngobrol langsung sama seorang certificated financial planner, namanya Metta Anggraini, langsung aja kita bahas dana darurat di Uang Bicara.
Host: Oke mba Metta, kita kali ini mau ngomongin tentang, dana darurat. Nah kalau definisi dari dana darurat itu sebetulnya apa sih?
Metta: Jadi sebenernya dana darurat itu adalah suatu bentuk tabungan yang didedikasikan khusus sebagai dana darurat. Tabungan yang bisa dipakai bila memang terjadi kondisi darurat.
Host: Siapa sih sebenernya yang harus punya dana darurat? Apakah pekerja atau employee atau mereka bisnisman atau bisniswoman atau mereka yang berusaha? Atau siapa mba yang harusnya punya?
Metta: Sebenernya kalau ditanya gitu, yang punya dana darurat seharusnya semua orang. Semua orang yang hidup dan yang segala macem kebutuhan hidup dipenuhi juga dengan uang, artinya kalau kita memang punya kebutuhan, ya kita harus punya uangnya untuk memenuhi kebutuhan itu. Dan yang harus kita harus tahu kebutuhan itu kan berjalan terus, ada tidak ada uangnya kebutuhannya akan tetap ada. Artinya dengan dana darurat kita memastikan kalau misalnya terjadi resiko pun kebutuhan masih tetap terpenuhi sampai beberapa waktu sampe kita bisa recover lagi. Yang harusnya punya dana darurat siapa? ya memang idealnya semua orang, artinya si single pun juga harus punya dana darurat karena dia paling tidak kan dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Jadi kalau terjadi apa-apa dia gak ngerepotin orang lain.
Metta: Tapi apakah kalau orang bekerja udah punya gaji tetap ya, bulanan ada uang masuk tetap. Masih perlu dana darurat juga ga? ya perlu. karena kan resiko kerjaan bisnis truun, PHK bisa terjadi kapan aja. apalagi kalau pekerja berkeluarga atau keluarga lain yang ditanggungnya. Artinya kan dia hidup bertanggung jawab bukan untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain, justru dana daruratnya butuh lebih banyak, itu kan kalau kita bekerja. Orang bekerja kan macem-macem ya ada yang bekerja tetap, ada yang bekerja tidak tetap-- freelancer-- ada yang bahkan berbisnis. Justru ketika dia freelancer tentu dia butuh dana darurat lebih besar karena dia gak punya kepastian income tiap bulan. Kalaupun dia bukan freelancer tapi berbisnis, which is kalau berbisnis tanggung jawabnya lebih besar lagi, punya karyawan, punya tanggung jawab ke vendor, ke customer, supplier, ke kreditor, ke investor kan jadi perhitungan dana daruratnya lebih besar lagi karena dia harus menghitung dana darurat pribadi dan dana darurat untuk kepentingan bisnisnya juga.
Host: Sebetulnya kalau kita balik lagi ke dana darurat atau emergency fund. Case-case apa aja sih yang layak untuk menggunakan dana darurat?
Metta: Case-casenya umumnya tadi, resiko kehidupan itu macem-macem, yang pasti hidup itu ada resiko kematian ya, mati itu pasti tapi kita gak pernah tau kapan. Jadi artinya tiba-tiba kematian bisa ke siapa aja misalnya ke keluarga dekat, itu kan butuh dana fresh dalam waktu cepat juga. Ketika ada musibah kematian itu pasti bisa pake dana darurat. sakit, kita tahu juga dengan adanya pandemi sakit tiu bisa terjadi kapan aja, siapa aja, di mana aja, jadi artinya gak usah terlalu berpikir 'oh saya itu masih muda, saya masih sehat' atau 'oh saya udah divaksin, saya aman', gak bisa. Kita itu gak bisa terlalu naif seperti itu, jadi resiko sakit itu tetap ada. Terus kayak tadi musibah, kita tahu Indonesia kan negara kaya raya gunung, laut, segala macem ada tapi artinya potensi musibah kita juga besar. Misalnya kemarin tiba-tiba banjir atau misalnya ada gempa bumi yang akibatnya ada kerusakan, itu kita bisa pake dengan dana darurat. Misalnya pandemi gaji dipotong 20%, 30% kan kita menyesuaikan dulu nih beberapa saat, tapi kadang-kadang ada kebutuhan yang udah harus dipenuhi sekarang, mungkin hal-hal seperti bisa dipakai dana darurat dalam waktu sementar. Tiba-tiba PHK, udah pasti kepake dulu dana daruratnya. Artinya kondisi-kondisi yang terjadi di luar kontrol kita, treus banyak orang berpikir 'aduh mba, sekarang tanggal 31, gajian masih tanggal 5, kepepet nih. boleh ga ya saya pake dana daruratnya buat jajan di warung padang. artinya kan kita tahu bahwa itu sebetulnya bukan situasinya tiba2 datang, tapi justru karena kitanya yang kurang berhasil mengelola keuangan. Itu actually that is within our control to manage the cashflow, to manage yaudah akhir bulan ikat pinggang. Artinya mana hal-hal yang sebenernya bisa kita lakukan dengan lebih baik, unexpected-- tidak terduga--, sehingga itu kita perlu mengeluarkan dana darurat untuk memastikan kelangsungan hidup kita juga.
Host: Mba, tadi disebutkan di 5 resiko kehidupan ada sakit, sakit yang membolehkan pakai dana darurat tapi dalam kasus atau pada kenyataan ini kita sebagai pekerja hampir mayoritas itu kantor kasih insurance, atau setidaknya ada BPJS. Kemudian ada juga yang mulai reksadana dan investasi saham juga dan ada deposito juga. Nah masih perlu ga sih punya dana darurat ketika kantor udah jamin kesehatan, ada juga yang ngasih unlimited kesehatan atau kita udah punya insurance dalam berbagai platform. Atau kredit card mba, kan ada yang bilang 'that is my hero' di saat kepepet ada credit card.
Metta: Kita bahas satu-satu ya. Artinya tadi kalau udah punya asuransi masih perlu ga dana darurat? memang kalau kita bekerja dapet fasilitas dari perusahaan, atau kita bisa bayar BPJS atau bayar premi asuransi, artinya saya sudah bayar premi asuransi apakah saya harus punya dana darurat? resiko sakit adalah salah satu dari sekian banyak resiko dalam kehidupan. artinya kalau kita udah punya asuransi kesehatan misalnya artinya si dana darurat itu tetap diperlukan karena ada resiko-resiko lainnya, misalnya ada kecelakaan, ada ban bocor, macem-macemlah. Asuransi kesehatan hanya mengcover satu jenis resiko saja, yang mungkin itu resiko yang paling besar karena kita kan hidup kan 50:50 bisa hidup bisa sakit. jadi kalau menurut saya udah punya asuransi kesehatan tetep harus punya dana darurat karena bisa diperuntukan untuk hal yang berbeda. apalagi kita hidup makhluk sosial di indonesia, kadang dana darurat kepake bukan buat kita doang tapi buat keluarga yang membutuhkan, kita ga bisa tinggal diam, kita butuh punya itu.
Metta: kalau udah punya investasi, deposito, masih perlu ga dana darurat? kalau kita punya tabungan lain, punya deposito punya investasi itu sebenernya tabungan atau investasi itu untuk peruntukannya sendiri-sendiri kan, misalnya saya punya tabungan lain untuk dana pendidikan anak, saya punya investasi lain yang misalnya untuk dana pensiun saya, justru kalau kita sudah punya dana investasi lain ya kita pikir lagi sebenernya tabungan atau investasi kita sendiri kita udah punya tujuan tertentu atau engga. Kalau misalnya udah terpenuhi semua terus ada sisa investasi dimana-mana sebagian bisa dijadikan dana darurat tapi kalau memang ternyata itu tujuannya udah jelas untuk anak sekolah satu, ini untuk anak yang kedua, jangan diganggu kalau itu untuk dana darurat. harus dipisahin juga, kalau kita bicara deposito, kalau depostionya mau dianggap dana darurat boleh, artinya dana darurat disimpan di deposito. Yang ketiga pertanyaan Mas Reski, terus kalau udah punya kartu kredit masih perlu ga dana darurat? kartu kredit itu kan sebenernya alat pembayaran ya, artinya kita punya suatu kartu yang dimana kita sewaktu-waktu bisa menggunakannya membelanjakannya tanpa kita pegang uang cash, tapi kita tau dia alat pembayaran dimana, kita harus membayarnya kembali, kita kayak ditalangi dulu sama kartu kreditnya abis itu akan bayar pada saat jatuh tempo.
Metta: kalau misalnya saya bilang ga punya dana darurat tapi saya punya kartu kredit, emang saya jarang pakai tapi sewaktu-waktu saya sakit saya masuk emergency, kalau nunggu BPJS masih lama, nunggu klaim kantor masih lama, saya harus deposit berapa puluh juta ya kita bisa gesek kartu kredit, ya kalau asuransi bisa diklaim kalau punya asuransi, kalau misalnya engga artinya kan kita masih harus tetep punya dana untuk membayarnya itu. Kartu kredit itu bisa membantu di keadaan darurat tapi dia bukan dana darurat, karena pada dasarnya kita pun harus membayar kartu kredit tersebut pada saat jatuh tempo.
Host: Tuh diinget yah buat lo yang masih suka pake credit card untuk menghadapi situasi darurat, itu salah besar karena credit card itu bukanlah pengganti dana darurat melainkan alat pembayaran, tetep aja harus dibayar lagi jangan sampe lo menimbulkan masalah di dalam masalah. Gue masih akan membahas dana darurat bareng Metta Anggraini seorang certificated financial planner, tetap di Uang Bicara.
Break
Host: Kita kembali lagi di Uang Bicara. Uang Bicara adalah podcast terbaru dari KBR Prime yang ngebahas tentang isu ekonomi dan keuangan, kita lagi ngebahas tentang dana darurat bareng Metta Anggraini. Dia ini seorang certificated financial planner. Nah gimana ya kalau ada kasus orang ga bisa nabung atau susah buat nabung. Gimana ya solusinya? langsung aja kita bahas di Uang Bicara.
Host: Ada beberapa orang yang kayak saya ga bisa pegang fresh money, kalau udah pegang fresh money ada aja yang pengen dibeli. Kalau saya pribadi ada beberapa tabungan, kayak reksadana, deposito, dan insurance saya langsung auto debit, pokoknya saya harus nabung dipaksain alias saya dipaksain harus investasi. Boleh ga sih kalau orang-orang seperti saya gak bisa pegang fresh money entah cash entah tabungan dia investasiin dana daruratnya?
Metta: Sebenernya justru oke. Karena balik lagi, dana darurat kan itu ibaratnya uangnya harus ada tapi harus dipisahkan dengan yang operasional harian. tapi ketika dipisahkan, kita gak pengen uang ini dipake tapi kalau gak dipake dibiarin gitu aja kan sayang juga kan. boleh banget dikembangkan dalam bentuk investasi lain. Intinya dana darurat itu harus dipisahkan ke dalam instrumen keuangan yang tingkat kepastiannya cukup tinggi, tapi aksesnya terbatas. Tingkat kepastian tinggi berarti kita tau keadaan darurat bisa terjadi kapan aja. jadi artinya sewaktu-waktu saya butuh saya bisa ambil dan uangnya tuh ada dan terprediksi, kalau saya udah pernah naro 100 ribu tiap bulan setelah setahun saya expect ada seitar 1,2 juta 1,3 juta. jadi artinya dia harus cukup, tingkat kepastiannnya tinggi, dan kedua dia aksesnya harus terbatas. kalau aksesnya ada, pasti kepake, pasti gatel pengen make pada saat ke mall. artinya kita bisa taro di instrumen yang memang gak ada aksesnya, misalnya di tabungan tetapi gak ada ATMnya, tapi kebali lagi tabungan kan bunganya terlalu kecil, malah termakan biaya-biaya. artinya tadi kita bisa taroh di deposito, yah tingkat bunga cuma 3% tapi kan tingkat kepastian tinggi, sewaktu-waktu perlu kita bisa cariin deposito gampang. Kalaupun saya harus nyairin deposito sebelum jatuh tempo bisa duitnya ada, saya kena biaya penalti, bunganya saya gak dapet tapi ya itu kalau gak kepepet saya gak akan cairin karena saya rugi dengan biaya penaltinya itu. Atau ada yang lain bilang 'saya bentuknya logam mulia, jadi saya cuma punya kepingan emas aja di rumah, saya simpen di save deposit box misalnya, jika terjadi sesuatu saya bisa ke toko emas, ke bukti antam, ke pegadaian, saya bisa cairin emasnya, karena harga emas kan terprediksi dan jelas di pasarannya berapa. tapi saya harus ada effort untuk mencairkan emasnya. Emas juga itu kan gak tiap hari saya bawa atau saya belanjain, kita tahu bentuk dana daruratnya itu aman dalam suatu bentuk tertentu dan kalau sewaktu-waktu mau pakai itu bisa, bisa dicairkan dengan tingkat nilai kepastiannya tinggi sehingga nilaianya terprediksi.
Host: Kalau dari sekian produk investasi yang ada, what's best untuk investasi dana darurat.
Metta: Intinya kan dana darurat dia harus punya tingkat kepastian yang tinggi, dalam investasi itu kalau kita mau yang pasti-pasti, resikonya rendah. sedangkan kalau di investasi itu ada rumusnya, kalau memang high risk high return kalau low risk ya low return jadi karena kita mau pasti-pasti aja, kira taroh di instrumen yang low risk tapi returnnya low juga itu namanya instrumen yang konservatif. umumnya kalau konservatif kita ngomongin deposito, emas-- emas sebenernya bisa dibilang cukup konservatif kalau bicara untuk jangka menengah, kalau jangka pendek ada selisih harga beli dan harga jual. balik lagi kalau kita mau jual sementara kita baru beli, kita pasti mikir ngejual lagi harganya malah turun. abis itu reksadana, reksadana bisa tapi yang pasar uang. kalau reksadana pasar uang ditaruh di deposito atau surat-surat keuangan lainnya yang jatuh tempo dalam waktu setahun, sebenernya deposito dan rekasana pasar uang itu 11-12 lah hasilnya mirip-mirip. kalau aku sih lebih menyarankan di 3 instrumen tersebut. kalau reksadana ada kemudahan lainnya, kalau kita nabungnya ngumpulin dana daruratnya pelan-pelan nih, tiap bulan berapa, gampang kalau pake reksadana, gampang tinggal dikonversi aja menjadi berapa unit. emas juga bisa, bahkan sekarang kita bisa nabung dari 0,01 gram mulai dari Rp9000 dapet sekian gram, artinya kita bisa membeli instrumen yang konservatif dan mudah cara mengumpulkan dana daruratnya.
Host: Dari mana aja sourcenya bisa diambil? apakah dari gaji? bonus kayak sekarang ini? atau THR? atau dari mana?
Metta: Dari awalnya kita bicara dari penghasilan kita, dari pemasukan gitu. kalau memang punya penghasilan tetap dari gaji ya alokasikan saja misalnya berapa persen dari gaji untuk kita tabug di dana darurat. Dana darurat sendiri ada orang yang gak mau terlalu banyak mikir, pokoknya saya menabung 5% dari gaji masuk ke dana darurat. Tapi kan sebenernya 5% itu berapa banyak? yang kita butuhkan berapa banyak? sebenernya kita harus menghitung dulu kebutuhan dana darurat kita sebenernya berapa. jadi kita punya target tabungannya itu kita ada. bisa dari gaji berapa persen dari gaji untuk mencapai gaji tersebut, tadi kan mas reski bilang perusahaan besar sudah mulai banyak membagikan bonus atas performance tahun lalu, bonus atau mungkin mau lebaran ada THR sementara gak boleh mudik, artinya bonus atau THR sebenernya seperti uang kaget, yang kita terima sewaktu-waktu dalam jumlah besar tapi gak rutin. Nah kalau memang dapet bonus atau THR, sedangkan kita tahu dana darurat belum mencapai target masih perlu dikumpulin, ada baiknya kita amankan dulu tuh sebagian dari bonus ataupun THR itu untuk memenuhi dana tadi yang belum tercukupi, apalagi THR ada kebutuhan juga kan, sebagian dibelanjakan untuk hari raya, dan sebagiannya lagi ditabung. THR kadang bukan cuma dibelanjain atau ditabung, tapi juga untuk bayar utang, supaya apa? jangan sampe dana daruratnya kepake buat bayar utang. Itu kan yang kadang-kadang kejadian juga.
Host: Jadi gak direkomendasikan juga ya naroh dana darurat di rekening biasa?
Metta: kalau di rekening biasa atau rekening bank, pertama ada resiko tercampur sama operasional, kedua bunganya juga rendah sekali, mungkin hanya 1-2% lah maksimum setahun sementara ada biaya admin biaya macem2, apalagi kalau rekeningnya tar ada ATM ada Mbanking, artinya gampang terjadi kebocoran kalau ditaroh di rekening, sebaiknya ditaroh di yang lebih aman.
Host: ada tips ga buat millenials supaya berhasil punya dana darurat, walaupun dalam jangka waktu pendek atau mungkin yang baru mulai kerja agak susah mengejar 6x kebutuhan. seenggaknya kita punya emergency fund.
Metta: Tipsnya adalah sebenernya kalau buat teman-teman millenials kalau kita bicara soal perencanaan keuangan, bukan cuma dana darurat itu semua kan berproses, harus dilakukan pelan-pelan, baru ada hasilnya. baru hasilnya perencanaan keuangan itu gak bisa instan, kalau langsung ngumpulin dana darurat artinya saya puasanya berapa bulan? kan ga mungkin juga sementara kebutuhan banyak. Kita harus sadar bahwa untuk punya dana darurat itu gak instan, yang kedua lebih kepada teman-teman harus realistis melihat dengan lebih bijak, dengan adanya pandemi membuat kita tersadar bahwa yang namanya resiko itu bener-bener terjadi, gak ada orang expet tiba-tiba ada penyakit yang bisa tersebar ke seluruh dunia dalam waktu cepat, dan menimpa siapapun. kita melihat bahwa segala reiko hidup itu bisa terjadi. Kalau kita ngomongin perencanaan keuangan justru yang pertama kali adalah kita memastikan adanya perlindungan dulu. Jadi ya dana darurat adalah salah satu bentuk perlindungan supaya kalau terjadi resiko kita tetep, sesusah-susahnya kita masih tetep aman lah ya. jadi emang kita fokusnya pada perlindungan dulu juga, tips lainnya karena tidak bisa dalam waktu cepat harus sabar dan konsisten untuk punya financial habbit dalam menabung.
Host: Well, terimakasih banyak ya Mba Metta sudah ngobrol-ngobrol di uang bicara, udah banyak banget insight yang kita dapet dari Mba Metta khususnya soal dana darurat. Inget ya yang paling penting menumbuhkan habbit untuk menabung, menabung untuk masa depan dan untuk menghadapi situasi-situasi darurat di dalam hidup kita. karena biar bagaimana pun kita gak bisa menduga kapan emergency akan datang dalam hidup kita. kita ketemu lagi minggu depan dengan tema-tema seputar keuangan yang ga kalah menarik dari episode ini, kalau lo punya kritik saran atau punya topik yang pengen dibahas di Uang Bicara, jangan pernah ragu untuk kirim email ke podcast@kbrprime.id. Gue Reski Messanto undur diri, stay safe stay healthy, bye..
Komentar
Loading...



